KANDAS “Puja senyummu”

(Story by Adin Faqoth)
Sapaan mu layak nya embun pagi penyapa rerumputan halaman depan rumah ku. Rasa nya dingin, datar, namun sangat ku butuhkan.

Entah apa peduliku tentang alasannya namun dingin yang kau berikan dalam setiap tetes nya ialah bahan bakar yang aku butuhkan dan takkan pernah aku temukan di belahan dunia manapun, kecuali dari senyuman nakal mu.

Senyuman nakal mu mengisyaratkan rasa manja yang tak berujung, terkadang aku bingung dengan sikap berlawanan mu, dingin namun kadang menghangatkan.

Entah dari apa dan jenis tergolong apa sikap sikap mu yang penuh kontroversial itu, satu hal yang ku yakini semua terlihat sempurna dimataku.

Menurut ku kau dapat menyesuaikan diri dengan keadaan, Hangat saat ku dingin, dan kau dingin saat semua terasa hangat.